Sinergitas Sekolah dan Rumah dalam Membentuk Karakter Anak
Oleh: Dian Anggraeni Tri Astuti, M.Si.
Oleh: Dian Anggraeni Tri Astuti, M.Si.
Oleh: Lusiana Rachmawati, S.Pd.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, ideologi dapat diartikan sebagai Ideologi merupakan kumpulan konsep bersistem yang dapat dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan kalangsungan hidup.
Baginda Rasulullahi SAW bersabda :
“ Setiap anak dilahirkan dalam keadaan Fitrah, orangtuanyalah yang menjadikannya Nasrani, Yahudi atau Majusi.” (HR.Muslim)
Kilas Balik Sejarah
Allah SWT mengatakan “Sesungguhnya engkau tidak akan sanggup memberikan hidayah kepada orang yang engkau cintai sekalipun, tetapi Allah SWT akan mengaruniakan hidayah kepada siapun yang dia kehendaki”
Dalam realitanya, ada empat golongan orang tua dalam upaya mewariskan dakwah kepada generasi selanjutnya :
Pertama, Orang tua yang berhasil mendidik anak nasabnya (anak biologisnya) menjadi anak ideologi Islam. Mereka juga berhasil banyak mencetak anak-anak bukan nasabnya menjadi anak ideologi Islam.
Kedua, orang tua yang gagal mendidik anak nasabnya menjadi anak ideologi Islam, seperti kisah anak Nabi Nuh as. Namun mereka berhasil banyak mencetak anak bukan nasabnya menjadi anak-anak ideologi Islam.
Ketiga, orang tua yang berhasil mendidik anak nasabnya menjadi anak ideologi Islam. Namun mereka tidak turut serta (tidak berdakwah) untuk mencetak anak bukan nasabnya menjadi anak-anak ideologi Islam.
Keempat, orang tua yang gagal mendidik anak nasabnya menjadi anak ideologi Islam. Dan mereka juga tidak ikut serta mencetak anak bukan nasabnya menjadi anak-anak ideologi Islam.
Dari klasifikasi sederhana tersebut, tentu golongan pertama adalah golongan yang paling sukses. Mereka akan meninggalkan dunia ini dengan senyum kepuasaan dan kebanggaan sebagai seorang muslim, yang telah berhasil melakukan tauritsul amal (mewariskan amal Islam) kepada banyak anak-anak muda, baik anaknya sendiri maupun anak orang lain.
Golongan kedua adalah golongan yang telah berusaha untuk mendidik anak nasabnya tapi karena kurang tepat atau kurang ilmu dalam pola asuh, maka anaknya tidak mengikuti jalan orang tuanya. Walaupun kurang sukses dalam mendidik anaknya sendiri, namun mereka masih memiliki kebanggaan karena turut serta dalam barisan dakwah yang berhasil banyak mencetak anak-anak bukan nasabnya menjadi anak ideologis.
Golongan ketiga adalah golongan orang tua yang cukup sukses dan patut menjadi teladan dalam pendidikan anak nasabnya. Namun mereka perlu instrospeksi diri mengapa tidak turut berdakwah kepada anak-anak bukan nasabnya, yang semestinya bisa mereka didik dengan mencontoh keberhasilan mereka dalam mendidik anak nasabnya. Kelalaian dalam berdakwah akan dimintai pertanggungjawabnnya kelak di yaumil hisab.
Golongan keempat adalah golongan orang tua yang tidak paham untuk apa mereka hidup dan menghidupkan. Inilah golongan orang tua yang gagal dan jahil, yang hanya bisa bangga dengan keberhasilan materi, gengsi dan gelar-gelar semu untuk dirinya dan anaknya. Mereka tidak peduli dengan masa depan peradaban manusia dan Islam.
Ketahuilah, masing-masing kita akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT terhadap tugas ini. Semoga kita terus berusaha menjadi orang tua golongan pertama sampai akhir usia kita, karena mereka inilah sebaik-baiknya golongan orang tua (sukses).
“Dan hendaklah TAKUT (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.” (Qs. 4 ayat 9).
Salah satu kewajiban setiap muslim adalah mewariskan nilai-nilai Islam dan dakwah kepada anak anaknya atau kepada generasi muda selanjutnya. Amanah dari Tuhan, sehingga harus dijaga sebaik baiknya, dan menyiapkan mental untuk suatu saat diambil Yang Maha Kuasa sebagai Investasi akhirat Mau dijadikan apa anak oleh orangtuanya sebetulnya tergantung dari Nilai Anak itu sendiri.
Nilai anak dalam hal ini diartikan sebagai pandangan atau persepsi orangtua mengenai keberadaan anak yang akan menentukan gaya dan cara orangtua merawat, membesarkan, mengasuh dan mendidik anak.
Sucikan jiwanya, sebelum orang tua mendidiknya. Pahamkan adab di dalam jiwanya, baru kemudian ajarkanlah ia tentang ilmu.
Allah berfirman :
” Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Yakub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah SEPENINGGALKU?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya” (Qs. 2 ayat 133)
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Qs. 66 ayat 6).
Keteladanan, karena :
Most Solutions Architects have a bachelor’s or master’s degree in information technology, computer science, software engineering, or another related area. Any business needs that specify the functional requirements of the software are met here. Everything you need for quick time-to-value and long-term success through EA.
On the other hand, the software development team adheres to the Agile methodology. They create prototypes simultaneously to identify technological constraints or advance the product concept. No matter, whatever might be your business domain, solution architects may work in a variety of industries, including information http://рф-лифтинг.рф/moda/date/2011/11/page/2.html technology, finance, healthcare, and retail, among others. Another responsibility of a solutions architect is to invest time into their craft; researching and understanding new technologies and solutions. They will also need to document and share best practices and advocate for process improvements.
Uncover the value of a successful EA practice, and how that translates to your organization. In many cases, the business will not recognize the full extent of the challenge. It is the SA’s responsibility to set engagement objectives and scope, develop work plans and coordinate activities across multiple project workstreams.
Additionally, solution architects may be responsible for training and mentoring junior staff members, sharing their knowledge and expertise with others on their team. The workplace of a solution architect can vary depending on the organization they work for and the nature of the projects they are involved in. Solution architects may work in various settings, including corporate offices, IT consulting firms, and software development companies.
An effective solutions architect must possess strong leadership and communication skills along with the technical and business knowledge to properly align IT solutions with business objectives. This is all about the roles and responsibilities of solutions architect that every business owner should know before hiring an IT solutions architect for their project. Dispelling misconceptions about the role of a Solution Architect is a good starting point for gaining a precise understanding of their responsibilities. A widespread misunderstanding is that they are the most skilled developers or experts, extraordinarily adept in the project’s technology stack. While possessing a profound understanding of project technologies and demonstrating coding expertise is essential, these are not the only nor the definitive attributes of a Solution Architect. Candidates who want to obtain advanced knowledge can pursue a master’s degree later on.
A solution architect oversees the entire solution lifecycle, from the initial analysis and design to the implementation and testing. A solution architect needs to have a solid understanding of the business domain, the technical domain, and the best practices and methodologies for solution design and delivery. Solution architecture is the practice of designing, describing, and managing solution engineering to match it with specific business problems. For example, protecting customer data under GDPR and other privacy regulations is a business-level problem. If you want to catch all details quickly, check out our video about a solution architect role.
We all live in a technically advanced and rapidly changing environment where businesses must change their systems per the ongoing technological trends. It is undoubtedly true that a successful company is nothing without a strong software base. As a result, many businesses realize the importance of cutting-edge technology and innovation to expand and multiply their efforts.
For good measure, you can add an online MBA to build out your managerial skills. You might also need specialized experience in networking administration, business development, or customer service. This career involves the implementation of complex technologies like microservices architecture or cloud architecture. These architects must have a background in the underlying technologies, and the differences between various options, so that they can make an informed decision about which solution is best for their client.
Giga (Penggiat Keluarga) Indonesia adalah lembaga yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap keluarga, termasuk dalam menghadapi situasi sulit seperti bencana alam, termasuk bencana gempa. Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si, Ketua GiGa Indonesia, menjelaskan bahwa dalam mengatasi kondisi pengungsian, aspek penting yang perlu diperhatikan adalah shelter, tempat tidur, sanitasi, dan kebersihan.
Gempa bumi yang melanda Cianjur pada tanggal 21 November 2022, dengan magnitudo 5,6 skala Richter, telah menghantam 16 kecamatan dan 169 desa. Kerugian materiil mencakup kerusakan pada 17.864 rumah, 14 fasilitas kesehatan, 190 tempat ibadah, 511 fasilitas pendidikan, dan 17 kantor/gedung. Selain itu, bencana ini telah merenggut nyawa 328 jiwa dan membuat hampir 109.386 jiwa mengungsi di tenda atau shelter.
GiGa Indonesia telah melangkah ke depan untuk memberikan shelter darurat kepada keluarga-keluarga yang rumah mereka hancur akibat gempa Cianjur. Shelter ini mencakup fasilitas tidur, sanitasi, dan kebersihan yang sangat dibutuhkan dalam situasi darurat ini.
Tidak hanya menyediakan shelter darurat, GiGa juga memberikan dukungan komprehensif kepada keluarga-keluarga yang terdampak. Ini mencakup penyediaan pangan, air bersih, pakaian, dan peralatan sehari-hari. Mereka juga memberikan perawatan medis dan dukungan psikologis bagi yang memerlukan.
Anda juga memiliki peran dalam upaya GiGa untuk membantu keluarga korban gempa Cianjur. Anda dapat menyumbangkan dana atau menjadi relawan untuk membantu dalam penanganan bencana ini. Bersama-sama, kita dapat memberikan harapan dan bantuan yang sangat dibutuhkan kepada keluarga-keluarga yang sedang menghadapi cobaan berat.
Cianjur, 26 Desember 2022
Penggiat Keluarga (GiGa) Indonesia memberikan bantuan psikososial pada anak-anak penyintas bencana gempa Cianjur yang berlokasi di Desa Mangunkerta, Kec.Cugenang. Gempa Cianjur ini memberikan dampak kerusakan infrastruktur yang cukup besar, mulai dari rumah, mini market, masjid dan juga sekolah. Ketua GiGa Indonesia, Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si, yang juga merupakan Guru Besar IPB Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga, memandang bahwa dukungan kepada penyintas bukan hanya terkait dengan fisik, namun juga masalah psikis dan mental keluarga, baik orang dewasa dan anak. Untuk itu, melalui penggalangan dana masyarakat dan anggota perhimpunan serta jejaring kemitraan yang ada, salah satunya adalah Lembaga IHF (Indonesia Heritage Foundation), Sekolah Karakter Depok, bermitra bersama Penggiat Keluarga (GiGa) Indonesia, memberikan bantuan psikososial di beberapa titik posko pengungsian warga penyintas bencana gempa bumi Cianjur.
Berdasarkan data BPBD, jumlah pengungsi akibat bencana gempa bumi Cianjur, 21 November 2022 adalah sejumlah 109.386 jiwa. (Data tertanggal 30/11/22). Kondisi tersebut menyebabkan khususnya anak anak terdampak tidak bisa mengikuti pembelajaran di sekolah. Prof. Euis Sunarti, sebagai Ketua GIGa Indonesia, melalui aksi sosial kebencanaan GiGa berinisiatif untuk memberikan dukungan psikososial bagi penyintas, yaitu suatu bentuk intervensi untuk mengurangi tekanan psikologis anak yang dihadapkan pada situasi yang belum pasti, masih tinggal di penampungan dan bahkan masih terjadi gempa susulan.
Kegiatan psikososial ini diselenggarakan selama dua jam, pada setiap titik posko. Menurut Tita Hasanah, anggota GiGa Indonesia wilayah Bogor yang ikut turun ke lapangan, “durasi tersebut mempertimbangkan daya konsentrasi pada usia anak-anak. Kegiatannya berupa bermain, bernyanyi, dan membuat karya dari plastisin. Kegiatan tersebut diharapkan dapat membantu menguraikan tekanan psikologis sehingga anak mampu mengekspresikan emosinya dan dapat meningkatkan resiliensi dan relasi sosial anak bersama teman sebaya.” Hasil karya plastisin yang dibuat oleh anak-anak berupa aneka bentuk seperti binatang ular, bebek, donat, kue, bentuk orang, dan lain-lain.
Di sela-sela permainan beberapa anak mengungkapkan perasaannya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ani Try Hendarini “mereka masih beradaptasi dengan situasi baru. Kadang mereka merasa bosan dan bingung karena tidak ada rutinitas seperti sebelumnya. Bahkan ada anak yatim piatu yang tinggal bersama nenek, dalam kondisi seperti itu, anak tersebut sangat butuh bantuan dukungan secara emosional,” ujar lulusan S2 Gizi Masyarakat IPB, anggota GiGa dari Sukabumi yang turut dalam kegiatan psikososial. Menurut Fida Tazkiya, salah satu relawan yang turut bersama tim GiGa, “setelah bencana gempa anak-anak mengalami rasa cemas, ketakutan, dan kesedihan. Perasaan itu wajar dialami oleh anak. Situasi bencana sulit dimengerti oleh anak sehingga akan menambah tekanan psikologis.,” tutur mahasiswa S2 Profesi Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta ini.
Selama kegiatan anak-anak tampak sangat antusias, aktif dan responsif mengikuti kegiatan psikososial yang dilakukan oleh tim Penggiat Keluarga Indonesia. Kedatangan relawan memberikan pesan bahwa terdapat dukungan kepada anak-anak sehingga merasa aman, tenang, terhubung dan memberi mereka harapan. (th)
Koalisi Nasional Perlindungan Keluarga Indonesia (KNPKI) bekerja sama dengan Penggiat Keluarga (GiGa) Indonesia menyelenggarakan webinar nasional dengan tema “Model Kampung Ramah Keluarga”. Webinar ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Ibu tahun 2022. Webinar akan menghadirkan pembicara pembicara nasional yang merupakan tokoh yang concern terhadap pembangunan keluarga, yaitu :
Webinar akan dilaksanakan pada hari Minggu, 18 Desember 2022, pukul 10.00 – 12.00 WIB, melalui Zoom Meeting.
Acara didukung oleh sejumlah pihak, yaitu IPB University, Dompet Dhuafa, GiGa Indonesia, KNPKI, IFCC, Indonesian Family Institute (IFI).
Cianjur, 8 Desember 2022
GiGa Indonesia yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si, Guru Besar IPB Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga, melakukan aksi peduli dan berbagi di Desa Mangunkerta, Kec. Cugenang yang merupakan salah satu daerah terdampak bencana gempa bumi pada 21 November 2022. Gempa Cianjur yang telah merenggut 327 korban jiwa dan rusaknya tempat tinggal menyisakan duka mendalam bagi seluruh warga, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak. Hingga saat ini masih banyak keluarga yang tinggal di tenda-tenda darurat. Satu tenda dihuni banyak keluarga, bervariasi tergantung besarnya tenda. Ada yang bisa berisi sampai 27 kepala keluarga. Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari pengungsi masih mengandalkan bantuan dari berbagai pihak. Kondisi ini yang mendorong Giga (Penggiat Keluarga ) Indonesia hadir dengan memberikan pelatihan kepada para relawan komunitas berbasis masyarakat yang sekaligus sebagai penyintas untuk menguatkan keluarga –keluarga agar bisa bangkit kembali dan mengelola stress yang dialami akibat gempa Cianjur ini.
Prof. Euis Sunarti yang juga sejak lama menggeluti bidang ketahanan keluarga dalam kebencanaan di pusat kajian IPB University bersama Penggiat Keluarga (GiGa) Indonesia, memandang perlu mengantisipasi kesiapan keluarga dan masyarakat di masa pasca Tanggap Darurat Bencana, dengan menyiapkan berbagai dukungan dan bantuan yang benar benar sangat dibutuhkan oleh para penyintas. Kegiatan ini ditujukan untuk membentuk relawan yang memiliki ketangguhan dan menjadi pendamping bagi masyarakat penyintas di lingkungan sekitar, Para relawan dibekali pengetahuan dan keterampilan psikososial untuk mampu mendeteksi kerentanan, tingkat stress dan manajemen kelentingan keluarga.
Pelatihan yang diselenggarakan Giga pada tanggal 8 Desember 2022 berada di Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur diikuti oleh 35 relawan Narasumber pelatihan ini adalah Ketua Giga Indonesia, Prof.Dr,Ir.Euis Sunarti, M.Si dan Siti Nurhidayah, S.Psi,M.Psi, Psikolog, akademisi dari Unisma Bekasi dan sebagai tim psikolog Giga. Prof Euis menyampaikan materi Kelentingan Keluarga dan Manajemen Stress Keluarga. Kelentingan keluarga perlu dimiliki agar dapat melakukan pemulihan dari keterpurukan ketika mengalami krisis. Prof Euis juga mengenalkan instrument kelentingan keluarga, gejala stress dan indikator keluarga yang benar-benar membutuhkan pertolongan.
Narasumber kedua Bu Siti Nurhidayah, memberi ketrampilan building raport dan intervensi bila ada penyintas yang mengalami gejala stress. Cara membangun building rapport dengan berbagai macam cara antara lain menciptakan hubungan baik, mendengar keluhan dengan sepenuh hati, kenali persoalannya, berempati, berusaha menjadi pendengar yang baik, tidak bersifat menggurui dan yang terpenting adalah bisa menyimpan rahasia. Cara melakukan intervensi adalah dengan Look : Relawan melihat/memperhatikan dulu perilaku penyintas, bahasa tubuh diamati gerak geriknya Listen: Relawan berusaha mendengarkan, apa yang menjadi keluhan penyintas dan Link: menghubungkan penyintas kepada orang yang tepat dan berkemampuan membantu, bisa paramedis, psikolog/konselor atau pihak-pihak yang terkait sesuai kebutuhan penyintas. Relawan yang mengikuti pelatihan, berasal dari berbagai desa disekitar kecamatan Cugenang, bahkan juga ada yang datang dari Kecamatan Warung Kondang. Mereka sangat antusias mengikuti pelatihan, bahkan pasca pelatihan mereka membentuk kelompok dan pemimpin kelompok untuk saling berkoordinasi dan berjejaring dalam melaksanakan aktivitas kerelawanan mereka. (rw)
Kasus orangtua membunuh anak kandungnya sendiri atau dikenal dengan filisida bukan hal yang baru di Indonesia. Bahkan kejadian ini kerap terjadi setiap tahun yang tentunya mengkhawatirkan banyak pihak. Mengapa dan bagaimana fenomena filisida terjadi? Bagaimana pencegahan nya? Perlukah keluarga memiliki pengetahuan dan kompetensi tentang kesehatan mental? Yuk, temukan jawaban nya di Webinar: Kesehatan Mental Keluarga, Pentingkah?
Webinar akan dilaksanakan pada:
???? Hari Senin / 18 April 2022
⏰ Pkl. 13.00 – 15.30 WIB
???? Join Zoom Meeting
https://ipb-university.zoom.us/j/91364479570?pwd=Y2FqOWhPWGFSc3BQRThpVTRJTnVFUT09
Meeting ID: 913 6447 9570
Passcode: gigaknpk
Dengan pemateri dari pakar-pakar di bidangnya yakni:
???? Pemateri & Topik:
☎️ Narahubung:
Dede
https://wa.me/+6285222372911
Organized by: GT Rumah Hikmah GIGA
???? Yuk Follow IG kami :
@penggiatkeluargaindonesia
@keluarga.idn
Webinar Relawan Titian Kebaikan (ERTEKA)
Penggiat Keluarga (GiGa) Indonesia
Menjadi Relawan Profesional
????️ Jum’at, 8 April 2022
⏰ Pukul16.00 – 17.14 WIB
???? Zoom Meeting
Pembicara:
Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si
Ketua Penggiat Keluarga (GiGa) Indonesia
Guru Besar IPB University Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga
Moderator:
Dr. Viena Rusmiati Hasanah, S.IP, M.Pd
Ketua Gugus Tugas Relawan Titian Kebaikan GiGa
Wakil Ketua Laboratorium Prodi. Pendidikan Masyarakat FIP UPI
Marhaban Yaa Ramadhan 1443 H
Semoga Allah sampaikan kita pada bulan yang mulia dan penuh keberkahan. Dan kita termasuk orang-orang yang beriman yang sedang berjuang menuju ketaqwaan. Aamiin Yaa Rabbal’alamiin.
Teman, keluarga adalah unit terkecil dalam tatanan masyarakat, namun penentu dari sebuah peradaban bangsa. Kami, dari Penggiat Keluarga Indonesia dibawah komando Prof Euis Sunarti ,mengajak para ayah bunda dan teman-teman semua untuk terus menggali hikmah dari bulan Ramadhan agar mendapat ridha-Nya.
Silakan mendaftar di link yang sudah disiapkan ya…
Jika itu sebuah kebaikan, maka jangan pernah untuk ditunda.
Link Pendaftaran Webinar Nasional Ramadhan 1443 H – GiGa Indonesia
https://bit.ly/WebinarNAsionalRamadhan-GiGa
Jejaring penggiat keluarga menghimpun para ahli, praktisi, pemerhati, maupun peminat pembangunan keluarga. baik secara perorangan maupun secara kelembagaan.
Web : penggiatkeluarga.org
FB : Penggiat Keluarga
IG : penggiatkeluargaindonesia
Twitter : @penggiatkeluarga
Jl. Dr. Semeru Ruko Braja Mustika No 12 A Bogor
Mila (+62) 85221138651
Risda (+62) 85295781997
E-mail : penggiatkeluarga@gmail.com