Jagalah Sholatmu dan Bersabarlah dalam Mengerjakannya
Oleh: Sinta Susanto Putri
Saudaraku..
Dalam Al-Qur’an surat Thaha ayat 132, Allah swt berfirman:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
Artinya: “Dan perintahkanlah keluargamu mendirikan sholat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.”
Ayat tersebut mengingatkanku pada sebuah nama yang meninggalkan kesan yang sangat mendalam. Muhammad Gali Ibnu Tamam, nama yang bisa jadi terdengar asing di telinga kita, tetapi mungkin mengingatkan kita tentang kisah keluarganya yang pernah viral sekitar pertengahan Maret 2020 yang lalu. Ya, kala itu masyarakat dibuat terharu dengan postingan video di laman Instagram “Kopibian” yang menampilkan sosok keluarga pemulung. Adalah seorang Ibu berserta dua orang anaknya yang biasa berkeliling menggunakan gerobak berisi tumpukan barang bekas. Berbeda dengan anak-anak seusia mereka yang menikmati masa kecilnya dengan bermain, Muhammad dan adiknya yang bernama Zulfa justru harus rela ikut serta kemanapun sang ibu pergi. Berkeliling mencari barang rongsok/bekas yang bisa dijual kembali untuk menghidupi keluarga kecil mereka.
Yang luar biasa, walaupun dalam kondisi yang memprihatinkan tersebut, setiap terdengar kumandang adzan, mereka akan bersegera untuk memenuhi panggilan Rabbnya. Mereka selalu berhenti di masjid terdekat untuk menunaikan sholat wajib yang lima waktu. Dan setiap akan berangkat ke masjid, sang ibu selalu mempersiapkan putranya dengan bersih dan rapi. Ia membersihkan tubuh anak lelakinya itu terlebih walau hanya dengan beberapa botol air yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Tak lupa diberinya wewangian dan bedak, serta rambutnya pun disisir rapi sebelum dipakaikan kopiah. Masya Allah. Begitulah sang ibu menjaga kebersihan dan kerapihan anak laki-lakinya itu setiap kali hendak sholat wajib. Diiringi doa agar anaknya menjadi ahli sholat.
Saudaraku.
Dalam QS Thaha ayat 132 di atas Allah swt memerintahkan agar setiap orang tua mejaga tegaknya sholat dalam diri dan keluarganya. Memang tidak mudah untuk bisa istiqomah mendirikan sholat. Karenanya sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim a.s, beliau selalu berdoa agar diri, keluarga dan keturunannya dijadikan ahli sholat. Itulah yang dilakukan oleh Ibunda Muhammad Gali. Tidak hanya berharap anak tercintanya menjadi ahli sholat, tapi disertai dengan memberikan teladan dan dukungan terbaik.
Dalam penggalan ayat selanjutnya, Allah berfirman:
“..bersabarlah kamu dalam mengerjakannya (sholat).”
Sholat pada hakikatnya adalah sebaik baiknya perintah. Lalu mengapa Allah memerintahkan kita untuk sabar dalam mengerjakannya?
Seringkali seseorang menunda shalat bahkan tidak sholat dengan alasan sibuk bekerja mencari rezeki. Entah sadar atau tidak sepertinya meluangkan waktu sekitar 10 menit untuk bersujud di hadapan Allah (sholat) dianggap sebagai penghalang rezeki. Demi uang yang harus dikumpulkan, mereka tidak merasa rugi meninggalkan sholat. Tetapi lihatlah keluarga Muhammad Gali. Dalam kesehariannya, bisa jadi belum banyak rupiah yang berhasil mereka dapatkan hari itu, bisa jadi perut mereka pun belum terisi dengan makanan yang layak dan mencukupi, bisa jadi lelah begitu menggelayuti raga mereka, tetapi saat terdengar adzan berkumandang mereka bersegera menyambut seruan Allah tersebut. Mereka telah memberikan sebuah contoh luar biasa bahwa perintah Allah adalah diatas segalanya, dan bersabar mengerjakannya adalah hal terbaik yang bisa mereka lakukan.
Hal seperti itu bisa terjadi karena mereka meyakini bahwa Allah-lah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang Maha memberi Rezeki kepada semua makhluknya, sebagaimana kelanjutan dari ayat yang telah kita bahas di atas, “Kami tidak meminta rezeki kepadamu, tapi Kamilah yang memberi rezeki kepadamu”.
Masya Allah, ternyata Sholat itu memudahkan dan bukan menyulitkan. Sholat itu membuat menjadi kaya dan tidak memiskinkan. Sholat itu justru membuka pintu rezeki dan bukan menutupnya. Allah swt maha pemberi rezeki. Allah yang dengan segala kemurahan-Nya mendatangkan rezeki dengan berbagai macam sebab. Dan rezeki yang Allah berikan tidak hanya berupa materi, tetapi bisa saja berbentuk nikmat sehat, kebahagiaan, dan hati yang lapang nan tenang.
Kembali kita melihat potret keluarga Muhammad Gali, sedikit pun tidak kita dapati kesedihan di wajah mereka kala itu. Tidak tampak kegundahan tentang kehidupan yang harus mereka jalani, bahkan sebaliknya. Mereka semua terlihat sangat bahagia, bahkan senantiasa mempersiapkan diri dengan pakaian terbaik, hati terbaik, dan wajah terbaik untuk menghadap Sang Penguasa langit dan bumi.
Saudaraku..
Bahkan dalam akhir cerita keluarga Muhammad, orang yang bertemu mereka mengatakan bahwa keluarga ini dengan segala keterbatasannya sangat menjaga izzah dari meminta-minta. Kala itu menunjukkan pukul 19.00 WIB, waktunya makan malam. Banyak orang menawarkan untuk mampir sekedar menikmati segelas minuman atau cemilan. Tetapi mereka menolak. Padahal boleh jadi mereka sedang menahan lapar dan haus. Tetapi Allah tanamkan ketenangan dan ketentraman kepada hati mereka. Di tengah kehidupan yang serba tidak mudah ini, ketenangan hidup adalah sebuah rezeki dari Allah swt yang tidak ternilai harganya.
QS Thaha ayat 132 ditutup dengan kalimat “Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.”
Masya Allah, ternyata amalan yang paling mencolok bagi orang yang bertakwa dan sekaligus membedakannya dari kebanyakan manusia adalah perhatian dan penjagaannya yang besar terhadap waktu waktu shalat.
Benarlah perkataan ahli hikmah :
ولست أرى السعادة في جمع مال ولكن التقى هو السعيد
“Dan tidaklah aku melihat kebahagiaan itu pada berlimpahnya harta, akan tetapi ketakwaan itulah sebenar-benarnya kebahagiaan”.
Semoga Keluarga Muhammad Gali dan keluarga kita semua diberikan banyak kebahagiaan dari Allah swt dengan kesabarannya dalam mendirikan shalat. Aamiin
Saudaraku..
Semoga sepenggal kisah ini dapat menjadi renungan dan penguatan untuk diri kita. Kita memohon kepada Allah SWT agar memberi taufiq (petunjuk) kepada kita untuk selalu menjaga sholat dan agar Allah SWT memperbaiki anak-anak dan keluarga kita, serta menjadikan kita dan mereka termasuk orang-orang bertakwa yang selalu menegakkan sholat.
Aamiin Yaa Robbal’alamin,
Wallahul Muwaffiq ila Aqwamit Thariq