Antarkan Kami dengan Doa

Oleh: Ratu Ana Karlina

Hari ini adalah hari yang bersejarah bagi kami, karena setelah akad nikah, kami akan memasuki kehidupan baru sebagai pasangan suami istri.

Walaupun kami sudah saling mengenal sebagai teman dan  pendekatan yang lebih serius selama beberapa waktu, tentunya masih banyak hal yang belum kami ketahui satu sama lainnya. Tetapi insyaAllah kami sudah merasa cukup bekal untuk memasuki gerbang pernikahan. Karenanya dengan rendah hati, kami memohon antarkan kami dengan doa berikut ini agar kami dimampukan dalam menjalani tahapan baru kehidupan ini.

بَارَكَ اللَّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ

Artinya: “Semoga Allah Memberkahimu di waktu bahagia dan memberkahimu di waktu susah, dan semoga Allah menyatukan kalian berdua dalam kebaikan.”

(HR Abu Dawud)

Ustadz Salim A. Fillah dengan indah menguraikan makna doa tersebut, sebagai berikut:

Doa yang pertama berisi permohonan

semoga Allah limpahkan berkah berupa kebaikan yang terus menerus tumbuh dan menghasilkan buah kebaikan pula.

Semoga pengantin berdua semakin dekat dengan Allah yang Maha Pencipta, semakin besar rasa syukur dan ketaatannya kepada Allah di tengah kesenangan duniawi serta keberlimpahan yang melalaikan.

Doa yang kedua berisi permohonan semoga pengantin berdua semakin dekat dengan Allah yang Maha Memelihara, semakin besar rasa syukur serta ketaatannya kepada Allah di tengah kesempitan, kekurangan, dan kesusahan hidup di dunia yang membuat kita cenderung pada kemaksiatan dan kufur nikmat.

Doa yang ketiga berisi permohonan semoga pengantin berdua dihimpunkan dalam kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Kebaikan di dunia berupa kokohnya akidah dan memiliki akhlak yang mulia. Kebaikan di akhirat yaitu mendapatkan kebahagiaan yang kekal abadi di Surga-Nya.

Rangkaian doa ini sangat indah dan kesannya kuat. Memang kehidupan di dunia ini diwarnai dengan kisah suka dan duka, demikian pula kehidupan pernikahan.

Teringat akan perjalanan kehidupan kak Annisa, kakak mentorku di pengajian kampus, yang menikah dengan kak Farhan, sesama aktivis masjid. Menurutku mereka adalah pasangan yang ideal. Mereka sama-sama aktivis, religius, serta cantik dan tampan. Tapi saat dua belas tahun usia pernikahan mereka, tiba-tiba kak Farhan terkena tumor otak. Setelah operasi pengangkatan tumor di kepalanya, berangsur terjadi penurunan kemampuan kognitifnya. Cara berpikir dan bersikapnya semakin mundur, seperti kanak-kanak. Kesehatan tubuhnya pun agak menurun. Bagaikan petir di siang bolong, sungguh kak Annisa tidak pernah membayangkan sebelumnya, sang belahan jiwa tertimpa musibah. Ibarat tubuh yang tegap kehilangan satu kaki, tak mudah untuk berdiri tegak, dan mudah oleng saat tumpuannya tak kokoh.

Terasa teramat sangat berat kehidupan kak Annisa saat itu. Menghadapi kondisi kak Farhan yang bukan hanya secara finansial sudah tidak mampu lagi, tapi sebagai pribadi pun membutuhkan perhatian dan bantuan orang-orang di sekitarnya. Bagaimana cara memenuhi kebutuhan keluarga dengan dua anak usia SD dan SMP?

Subhanallah, Allah tak membiarkan kak Annisa sendirian menghadapi kondisi tersebut. Keluarga kak Annisa dan kak Farhan adalah tipikal keluarga yang guyub dan saling menyayangi. Mereka saling mensupport, baik perhatian maupun untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak Annisa. Dengan izin Allah mereka pun dapat melalui masa-masa tersulit dalam kehidupan pernikahannya. Ridha akan takdirnya, tawakal dan sabar dalam menjalani hidup, tampaknya yang menjadikan kak Annisa mampu mendampingi suami dan anak-anaknya. Dan saat ini, walaupun kak Farhan semakin menurun kondisi fisiknya, tetapi kehidupan mereka tetap harmonis dan anak-anaknya tumbuh dengan baik.

Maa syaa Allaah

Laa hawla walaa quwwata illaa billaah

Perjalanan kehidupan kak Annisa menjadi pelajaran yang sangat berharga untukku. Sungguh di dunia ini segala hal mungkin saja terjadi. Kehidupan ini kadang bagaikan coller coaster, penuh ketegangan yang tiada henti. Berbagai rasa silih berganti menghampiri. Bukankah saat kemudahan dan suka cita didapat,  hidup jadi terasa sangat indah dan menyenangkan? Tetapi saat masalah menghantam bertubi-tubi, serasa sedang berada di tengah samudra yang luas di malam hari, di tengah amukan gelombang ombak yang menakutkan?

Kemudahan dan suka cita sering kali membuat kita menjadi terlena dan abai untuk bersyukur akan semua nikmat yang telah Allah limpahkan padanya.

Dan saat masalah menghampiri, bumi jadi terasa sempit dan beban berat menghimpit, seolah tak ada harapan yang mungkin tampak di depan mata, semuanya terlihat gelap dan pekat.

Sungguh kehidupan kita ketika sebelum menikah tidaklah sama dengan setelah terjadinya ijab kabul. Ada hak dan kewajiban yang melekat dalam diri masing-masing sebagai suami dan istri. Ada hieraki yang menjadi sarana kemuliaan berkeluarga. Ada harmoni yang merekatkan ikatan di dalamnya. Setiap kata yang terucap dan setiap ayunan langkah perlu dipertimbangkan demi kemaslahatan bersama. Perjuangan yang tiada henti demi menunaikan ketaatan pada-Nya.

Karenanya saat setelah ijab kabul, kami mohon..

Antarkan kami dengan doa. Agar saat pertama kalinya kami menggenggam erat pasangan halal kami, kami mendapat kekuatan tuk mengarungi bahtera kehidupan berkeluarga.

InsyaAllah doa ini menjadi penguat dalam menjalani kehidupan pernikahan kami, agar kami senantiara bersabar dan bersyukur dalam ketaatan pada-Nya, hingga kelak menggapai kebahagiaan yang hakiki saat dikumpulkan kembali di Surga Jannatul Firdaus.