GiGa Indonesia Beri Bantuan Psikososial pada Anak-anak Penyintas Bencana Gempa Cianjur

Cianjur, 26 Desember 2022

Penggiat Keluarga (GiGa) Indonesia memberikan bantuan psikososial pada anak-anak penyintas bencana gempa Cianjur yang berlokasi di Desa Mangunkerta, Kec.Cugenang. Gempa Cianjur ini memberikan dampak kerusakan infrastruktur yang cukup besar, mulai dari rumah, mini market, masjid dan juga sekolah. Ketua GiGa Indonesia, Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si, yang juga merupakan Guru Besar IPB Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga, memandang bahwa  dukungan kepada penyintas bukan hanya terkait dengan fisik, namun juga masalah psikis dan mental keluarga, baik orang dewasa dan anak. Untuk itu, melalui penggalangan dana masyarakat dan anggota perhimpunan serta jejaring kemitraan yang ada, salah satunya adalah Lembaga IHF (Indonesia Heritage Foundation), Sekolah Karakter Depok, bermitra bersama Penggiat Keluarga (GiGa) Indonesia, memberikan bantuan psikososial di beberapa titik posko pengungsian warga penyintas bencana gempa bumi Cianjur.

Berdasarkan data BPBD, jumlah pengungsi akibat bencana gempa bumi Cianjur, 21 November 2022 adalah sejumlah 109.386 jiwa. (Data tertanggal 30/11/22). Kondisi tersebut menyebabkan khususnya anak anak terdampak tidak bisa mengikuti pembelajaran di sekolah. Prof. Euis Sunarti, sebagai Ketua GIGa Indonesia, melalui aksi sosial kebencanaan GiGa berinisiatif untuk memberikan dukungan psikososial bagi penyintas, yaitu suatu bentuk intervensi untuk mengurangi tekanan psikologis anak yang dihadapkan pada situasi yang belum pasti, masih tinggal di penampungan dan bahkan masih terjadi gempa susulan.

Kegiatan psikososial ini diselenggarakan selama dua jam, pada setiap titik posko. Menurut Tita Hasanah, anggota GiGa Indonesia wilayah Bogor yang ikut turun ke lapangan, “durasi tersebut mempertimbangkan daya konsentrasi pada usia anak-anak. Kegiatannya berupa bermain, bernyanyi, dan membuat karya dari plastisin. Kegiatan tersebut diharapkan dapat membantu menguraikan tekanan psikologis sehingga anak mampu mengekspresikan emosinya dan dapat meningkatkan resiliensi dan relasi sosial anak bersama teman sebaya.” Hasil karya plastisin yang dibuat oleh anak-anak berupa aneka bentuk seperti binatang ular, bebek, donat, kue, bentuk orang, dan lain-lain.

Di sela-sela permainan beberapa anak mengungkapkan perasaannya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ani Try Hendarini “mereka masih beradaptasi dengan situasi baru. Kadang mereka merasa bosan dan bingung karena tidak ada rutinitas seperti sebelumnya. Bahkan ada anak yatim piatu yang tinggal bersama nenek, dalam kondisi seperti itu, anak tersebut sangat butuh bantuan dukungan secara emosional,” ujar lulusan S2 Gizi Masyarakat IPB, anggota GiGa dari Sukabumi yang turut dalam kegiatan psikososial. Menurut Fida Tazkiya, salah satu relawan yang turut bersama tim GiGa, “setelah bencana gempa anak-anak mengalami rasa cemas, ketakutan, dan kesedihan. Perasaan itu wajar dialami oleh anak. Situasi bencana sulit dimengerti oleh anak sehingga akan menambah tekanan psikologis.,” tutur mahasiswa S2 Profesi Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta ini.

Selama kegiatan anak-anak tampak sangat antusias, aktif dan responsif mengikuti kegiatan psikososial yang dilakukan oleh tim Penggiat Keluarga Indonesia. Kedatangan relawan memberikan pesan bahwa terdapat dukungan kepada anak-anak sehingga merasa aman, tenang, terhubung dan memberi mereka harapan. (th)

WEBINAR NASIONAL DALAM RANGKA HARI BU “MODEL KAMPUNG RAMAH KELUARGA”

Koalisi Nasional Perlindungan Keluarga Indonesia (KNPKI) bekerja sama dengan Penggiat Keluarga (GiGa) Indonesia menyelenggarakan webinar nasional dengan tema “Model Kampung Ramah Keluarga”. Webinar ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Ibu tahun 2022. Webinar akan menghadirkan pembicara pembicara nasional yang merupakan tokoh yang concern terhadap pembangunan keluarga, yaitu :

  1. Dr. Siti Rohmi Djalilah, M.Pd., (Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Rektor Universitas Hamzanwadi)
  2. Prof Dr. Ujang S., M.Sc. (Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB University)
  3. Prof Dr. Euis Sunarti, M.Si. (Guru Besar IPB University bidang ketahanan dan pemberdayaan keluarga, Ketua GiGa Indonesia, dan Ketua KNPI
  4. Ahmad Shonhaji, S.Ag., M.M. (Direktur Dakwah Budaya dan Pelayanan Masyarakat Dompet Dhuafa)
  5. Dr. Rudi Susilana, M.Si., (Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI)

Webinar akan dilaksanakan pada hari Minggu, 18 Desember 2022, pukul 10.00 – 12.00 WIB, melalui Zoom Meeting.

Acara didukung oleh sejumlah pihak, yaitu IPB University, Dompet Dhuafa, GiGa Indonesia, KNPKI, IFCC, Indonesian Family Institute (IFI).

GIGA INDONESIA LATIH PARA RELAWAN PENYINTAS GEMPA CIANJUR

Cianjur, 8 Desember 2022

GiGa Indonesia yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si, Guru Besar IPB Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga, melakukan aksi peduli dan berbagi di Desa Mangunkerta, Kec. Cugenang yang merupakan salah satu daerah terdampak bencana gempa bumi pada 21 November 2022. Gempa Cianjur yang telah merenggut 327 korban jiwa dan rusaknya tempat tinggal menyisakan duka mendalam bagi seluruh warga, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak.  Hingga saat ini masih banyak keluarga yang tinggal di tenda-tenda darurat. Satu tenda dihuni banyak keluarga, bervariasi tergantung besarnya tenda. Ada yang bisa berisi sampai 27 kepala keluarga. Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari pengungsi masih mengandalkan bantuan dari berbagai pihak. Kondisi ini  yang mendorong Giga (Penggiat Keluarga ) Indonesia hadir dengan memberikan pelatihan kepada para relawan komunitas berbasis masyarakat yang sekaligus sebagai penyintas untuk menguatkan keluarga –keluarga agar bisa bangkit kembali dan mengelola stress yang dialami akibat gempa Cianjur ini.

Prof. Euis Sunarti yang juga sejak lama menggeluti bidang ketahanan keluarga dalam kebencanaan di pusat kajian IPB University bersama Penggiat Keluarga (GiGa) Indonesia, memandang perlu mengantisipasi kesiapan keluarga dan masyarakat di masa pasca Tanggap Darurat Bencana, dengan menyiapkan berbagai dukungan dan bantuan yang benar benar sangat dibutuhkan oleh para penyintas. Kegiatan ini ditujukan untuk membentuk relawan yang memiliki ketangguhan dan menjadi pendamping  bagi masyarakat penyintas di lingkungan sekitar, Para relawan dibekali pengetahuan dan keterampilan psikososial untuk mampu mendeteksi kerentanan, tingkat stress dan manajemen kelentingan keluarga.

Pelatihan yang diselenggarakan Giga pada tanggal 8 Desember 2022 berada di Desa Mangunkerta,  Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur diikuti  oleh 35 relawan  Narasumber pelatihan ini adalah Ketua Giga Indonesia, Prof.Dr,Ir.Euis Sunarti, M.Si   dan Siti Nurhidayah, S.Psi,M.Psi, Psikolog, akademisi dari Unisma Bekasi dan sebagai tim psikolog Giga.  Prof Euis menyampaikan materi Kelentingan Keluarga dan Manajemen Stress Keluarga. Kelentingan keluarga perlu dimiliki agar dapat melakukan pemulihan dari keterpurukan ketika mengalami krisis. Prof Euis juga mengenalkan instrument kelentingan keluarga, gejala stress dan indikator keluarga yang benar-benar membutuhkan pertolongan.

Narasumber kedua Bu Siti Nurhidayah, memberi ketrampilan building raport dan intervensi bila ada penyintas yang mengalami gejala stress. Cara membangun building rapport dengan berbagai macam cara antara lain menciptakan hubungan baik, mendengar keluhan dengan sepenuh hati, kenali persoalannya, berempati, berusaha menjadi pendengar yang baik, tidak bersifat menggurui dan yang terpenting adalah bisa menyimpan rahasia. Cara melakukan intervensi adalah dengan Look : Relawan melihat/memperhatikan dulu perilaku penyintas, bahasa tubuh diamati gerak geriknya Listen: Relawan berusaha mendengarkan, apa yang menjadi keluhan penyintas dan Link: menghubungkan penyintas kepada orang yang tepat dan berkemampuan membantu, bisa paramedis, psikolog/konselor atau pihak-pihak yang terkait sesuai kebutuhan penyintas. Relawan yang mengikuti pelatihan, berasal dari berbagai desa disekitar kecamatan Cugenang, bahkan juga ada yang datang dari Kecamatan Warung Kondang. Mereka sangat antusias mengikuti pelatihan, bahkan pasca pelatihan mereka membentuk kelompok dan pemimpin kelompok untuk saling berkoordinasi dan berjejaring dalam melaksanakan aktivitas kerelawanan mereka. (rw)