HARGANAS 2021: KPPPA DAN BKKBN DUKUNG KNPK, PERLU SINERGITAS MEMBANGUN KELUARGA

Dalam peringatan HARGANAS 2021 Koalisi Nasional Pembangunan Keluarga Indonesia mengusung tema Tantangan dan Arah Pembangunan Keluarga Indonesia.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E, M.Si atau lebih dikenal Bintang Puspayoga memberikan ucapan selamat atas berdirinya KNPK sebagai langkah yang tepat dan diperlukan dalam membangun keluarga yang berkualitas. “Saya berharap momen ini menjadi batu loncatan bagi para anggota organisasi, baik para akademisi, komunitas maupun individu yang peduli dengan keluarga bersama-sama menjaling sinergi dan membangun kekuatan untuk menciptakan ruang yang aman bagi semua khususnya perempuan dan anak. Baik di ruang publik maupun di ranah privat demi mewujudkan perempuan berdaya, anak terlindungi, Indonesia maju.” kata Bintang Puspayoga melalui vidionya.

Sementara Kepala BKKBN DR (H C) dr Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengatakan berdirinya Koalisi Nasional Pembangunan Keluarga sangat-sangat tepat. Menurut saya, di tengah-tengah Indonesia baru gencar-gencarnya di bawah Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan kualitas SDM yang unggul agar Indonesia maju.
Selanjutnya, saya juga tetap berharap besar, KNPK bisa bermitra dengan BKKBN.

Kemudian kita gayung sambut bersama karena kita tahu pemerintah saja tidak cukup untuk.bisa mengatasi masalah khususnya masalah stunting, masalah keluarga dan juga masalah-masalah yang terkait dengan kualitas keluarga.
Saya berharap, lanjut Hasto Wardoyo, model seperti triple helix, pentahelix dan seterusnya, kita menyatu dengan organisasi, LSM, NGO, menyatu dengan masyarakat dan juga perguruan tinggi, maka insya Allah kita akan sukses untuk pembangunan keluarga. Sekali lagi, saya mengucapkan selamat atas berdirinya Koalisi Nasional Pembangunan Keluarga Indonesia. Semoga sukses dan juga berjaya. Bisa mengantarkan keluarga kepada keluarga berkualitas untuk Indonesia maju.

Keynote speech sekaligus Ketua KNPK, Prof.Dr.Ir.Euis Sunarti, MSi dalam paparannya pada peringatan HARGANAS secara daring, Rabu (30/6) menyambut baik dukungan yang diberikan oleh KPPPA dan BKKBN. Pembangunan keluarga Indonesia memerlukan sinergitas berbagai unsur, sesuai konsep pentahelix yaitu unsur Pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media. Disisi lain besarnya tantangan yang dihadapi keluarga seiring adanya dinamika global, munculnya masalah karena keragaman keluarga diperlukan arah pembangunan keluarga yaitu, berupa kebijakan pembangunan pro keluarga, program strategis yang sinergis, multi sector dan multi dimensi, serta penegakkan hukum dan aturan.

Para pakar juga membahas keluarga dari berbagai bidang yaitu, gizi dan kesehatan, politik dan hukum, pendidikan, sosial dan peradaban. Dibidang gizi dan kesehatan Prof. Dr.Dr. Fasli Djalal, SpGk, PhD menyampaikan bahwa target penurunan stunting 2024 sebesar 14 % adalah mission impossible bisa menjadi msssion possible dengan kerjasama semua pihak terutama keluarga. Seperti disampaikan oleh Ketua Bidang Kepakaran KNPK Dr. Bagus Riyono, M.A.,Psi bahwa keluarga sebagai fondasi peradaban mempunyai peran utama dalam menguatkan gizi dan kesehatan, pendidikan sejak dini dan lingkungan sosial yang kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya keluarga.

Sekarang, keluarga dihadapkan pada pandemic Covid 19, salah satu dampaknya adalah perceraian yang meningkat. Cara terbaik penguatan institusi keluarga adalah penguatan nilai keluarga, ketrampilan keluarga serta perbaikan pola interaksi dalam keluarga. Demikan disampaikan oleh Prof.Drs. Adi Fahrudin, S.Psi., M.Soc.Sc, Ph.D. 

Prof.Atip Latipulhayat, SH.LLM,PhD membahas tentang politik hukum keluarga. Konstitusi Indonesia harus menjamin terbentuknya keluarga didasarkan pada nilai-nilai Pancasila, kultur, sosial, budaya masyarakat Indonesia. Keluarga Indonesia harus terlindungi dari intervensi hukum universal yang tidak sesuai dengan agama, nilai-nilai fundamental bangsa Indonesia. Hal ini dikuatkan oleh Prof. dr. H.  Duski Samad, M.Ag yang mengatakan bahwa agama itu mengandung unsur-unsur kebajikan sosial yang memberikan kontribusi buat keluarga dalam meningkatkan kesejahteraan.

Dalam rangka percepatan pembangunan keluarga, KNPK sebagai mitra pemerintah merekomendasikan pembangunan wilayah dan pekerjaan ramah keluarga dimana didalamnya menjadikan keluarga sebagai basis kebijakan public, adanya perlindungan keluarga dari ancaman dan bencana, transaksi yang harmonis antara keluarga dan lingkungannya agar terwujud keluarga yang berketahanan menuju Indonseia maju.

LINDUNGI KELUARGA DENGAN KAMPUNG RAMAH KELUARGA

Dalam rangka memeringati Hari keluarga Nasional (Harganas) dan Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2021, Penggiat Keluarga (GiGa) Indonesia berkerjasama dengan Koalisi Nasional Pembangunan Keluarga Indonesia (KNPK) dan Asosiasi Profesor Indonesia (API) menyelenggarakan webinar dengan tema “Membangun Kampung Ramah Keluarga dan Anak”. Tujuan umum dilaksanakannya webinar tersebut adalah untuk mengelaborasi konsep, model holistik, dan implementasinya dari berbagai komponen kunci pembangunan kampung ramah keluarga dan anak.

Kegiatan Webinar dilaksanakan pada hari Sabtu, 03 Juli 2021 melalui media daring dengan peserta yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat baik individu maupun organisasi yang memiliki concern terhadap pembangunan kampung ramah keluarga dan anak di Indonesia.

Opening speech webinar disampaikan oleh Prof. Dr. Ari Purbayanto, M.Sc selaku ketua Asosiasi Professor Indonesia yang mengungkapkan bahwa pembentukan karakter bukan hanya berada di dalam keluarga, tetapi lingkungan dan sekolah juga turut berperan. Oleh karenanya diperlukan upaya yang holistik dan sinergis antara keluarga, lingkungan, dan sekolah dalam menciptakan Kampung Ramah Keluarga dan anak agar terbentuk manusia yang bermoral, berakhlak, dan mampu menerapkan ilmu pengetahuan.

Pada pemaparan materinya, Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si selaku ketua umum GiGa Indonesia dan KNPK, serta ketua kluster bidang ketahanan keluarga API juga mengungkapkan bahwa “Transaksi keluarga akan sangat menentukan kualitas yang diperoleh. Transaksi yang dilakukan positif, akan memberikan feedback yang positif. Sehingga tercapai tujuan hidup manusia, individu, keluarga, masyrakat: lingkungan sosial yang berkualitas dan lingkungan alam yang berkelanjutan”

Sejumlah tokoh nasional turut hadir sebagai pembicara diantaranya adalah Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS, Prof. Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec, dan Prof. Dr. Ir. Ervizal AM Zuhud, MSi. Kegiatan webinar ini di moderator oleh Prof. Dr. Ir. Elfi Anis Saati, M.P.

Pada Closing remarksnya Prof Dr. Ir. Ali Khomsan menyampaikan bahwa keluarga adalah ujung tombak dalam pengentasan permasalahan gizi di Indonesia, maka dari itu keluarga-keluarga di Indonesia perlu untuk memiliki literasi gizi yang baik sehingga upaya-upaya pemerintah mendapatkan dukungan dari keluarga-keluarga di Indonesia.

“Dalam Pembangunan Ekonomi Desa/Kampung perlu unntuk mengenali situasi masyarakat, poverty map, kriminalitas, dan lakukan pembangunan ekonomi lokal didasarkan pada kondisi SDM dan SDA lokal” ungkap Prof.Dr.Ir. Yusman Syaukat.

Dalam rangkaian webinar Prof. Dr. Ir. Ervizal AM Zuhud, MSi yang merupakan pemateri terakhir dalam kegiatan webinar tersebut juga mengungkapkan bahwa tidak mungkin negara kuat, jika kampung kita dilemahkan. Orang-orang hebat, cerdas, terdidik harus tinggal di kampung/desa.

Di sesi akhir dilakukan soft launching buku “Cintai Anak Tanpa Prasayarat” karya Euis Sunarti dan Rarindra Prakasra. Terakhir Prof Euis Sunarti menawarkan kesempatan kepada peserta yang hadir untuk bekerja bersama-sama membuat piloting KRKA bersama GiGa Indonesia, API, dan KNPK agar terjadi percepatan wilayah ramah keluarga dan anak di Indonesia.